Langsung ke konten utama

Peningkatan kinerja teknologi pendidikan dan penerapannya pada pembelajaran pendidikan agama islam kel 3

        PENINGKATAN KINERJA TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN.     PENERAPANNYA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA.                               ISLAM ”
            DOSEN PENGAMPU : ISMATUL MAULA, M.Pd.











                    KELOMPOK 3 DI SUSUN OLEH:
                      MUTIARA UTAMI DARMA
                        NURRAFILATULLAILA
                         HENI KURNIAWATI
                           FEBRI ANDRIAN
                             NURAINA




          SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI BENGKALIS
                JURUSAN TARBIAH DAN KEGURUAN
           PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
                          T.A 2019/2020











                         KATA PENGANTAR

     Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat, sehat, dan kesempurnaan ketimbang makhluk-makhluk yang lain  sehingga kami bisa berbagi ilmu dengan sesama hamba Allah SWT. Dan kami juga bisa melaksanakan aktifitas sehari-hari dengan baik.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. Sesuai dengan hadits yang disampaikan beliau yakni “ Saya diutus ke dunia hanya untuk memperbaiki ahlak manusia” karena berkat beliaulah kita semua bisa merasakan keindahan duniawi.
    Kami yakin dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi bahasa yang kurang sopan maupun dalam rangka penulisan makalah, untuk itu kami mohon bimbingan untuk memberikan kritik yang membangun baik melaui media atau pengucapan secara lansung, demi pengembangan dan perbaikan pembuatan makalah kami selanjutnya.



                   DAFTAR ISI
 KATA PENGANTAR i
 DAFTAR ISI ii
 BAB I PENDAHULUAN 1
 A. Latar Belakang 1
 B. Rumusan Masalah 2
 C. Tujuan Penulisan 2
 BAB II PEMBAHASAN 3
 1. Pengertian teknologi pendidikan 3
 2. Meningkatkan kinerja 4
 3. Penerapan sumber teknologi pendidikan terhadap pendidikan agama islam 5
BAB III PENUTUP 10
A. Kesimpulan 10
 DAFTAR PUSTAKA



                                    BAB I
                              PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG
    Teknologi pendidikan adalah studi dan etika praktek untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan, menggunakan, dan mengelola proses teknologi yang tepat dan sumber daya. Sumber daya jangka dipahami untuk memasukkan alat-alat, bahan, perangkat, pengaturan, dan orang-orang bahwa peserta didik berinteraksi dengan untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja. Kedua jenis sumber daya (khususnya, sumber daya teknologi) dan bagaimana sumber daya tersebut digunakan (tepat) berfungsi untuk membedakan apa yang dilakukan oleh teknologi pendidikan dari upaya-upaya serupa di bidang lain. Bab ini dimulai dengan karakteristik mendefinisikan, dan kemudian, itu survei evolusi dari berbagai jenis sumber daya dan survei bagaimana muncul teknologi telah mempengaruhi lapangan. Bagian kedua dari bab ini membedakan media yang analog dan digital, memeriksa secara lebih mendalam bagaimana alat digital telah mengubah lanskap teknologi pendidikan. Hal ini juga membahas bagaimana pengaturan dan orang-orang yang menggunakan sumber daya.
    Teknologi berperan penting dalam pendidikan,Teknologi dan media yang dirancang secara khusus bisa memberi kontribusi bagi pengajaran yang efektif dan bisa membantu siswa meraih potensi tertinggi mereka. Karena pada dasarnya semua teknologi pendidikan adalah baik, meskipun perkembangan teknologi sekarang sudah berkembang, dan tidak bisa terbendung lagi. Namun yang menjadi pertimbangan baik buruknya sebuah teknologi adalah tergantung penggunaannya. Oleh karena itu, para pendidik harus  bisa mengarahkan, membimbing serta mendidik mereka agar mereka tidak terpengaruh dengan adanya perkembangan teknologi tersebut. Dari lembaga pendidikan inilah anak didik supaya diarahkan tentang bagaimana peran dan pemanfaatan teknologi dalam kehidupannya. Anak-anak dengan ketidak mampuan secara khusus membutuhkan intervensi pengajaran khusus. Sebagai hasil dari proses inklusi, dan dengan adanya teknologi, bisa membantu ketidak mampuan siswa sehingga memiliki kesempatan lebih besar untuk belajar ketika dihadirkan situasi belajar yang sangat terstruktur. Struktur menggantikan pengetahuan sebelumnya yang kuranng terstruktur yang mengubah kemampuan mereka dengan menyertakan pesan ke dalam gagasan mental yang tidak lazim. Siswa yang pendengarannya atau penglihatannya memiliki kekurangan akan membutuhkan jenis bahan-bahan belajar yang berbeda-beda. Oleh karenanya membutuhkan pengandalan pada teknologi dan media serta pemilihan peralatan yang tepat agar sesuai dengan tujuan yang spesifik. Banyak guru telah menemukan bahwa strategi-strategi bantuan tersebut menguntungkan bagi siswa yang memiliki ketidakmampuan.
Oleh sebab itu penulis beranggapan bahwasannya teknologi dengan pendidikan tidak bisa dipisahkan, karena diantara keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling membutuhkan, oleh karena itu penulis akan sedikit membahas tentang perkembangan dan pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan.
   Dan juga Pendidikan dianggap tidak berhasil apabila tidak menghasilkan keterikatan pada syariat Islam walaupun peserta didik menguasai ilmu pengetahuan. Pendidikan Islam adalah upaya sadar yang terstruktur, terprogram, dan sistematis yang bertujuan mengembangkan manusia yang berkepribadian Islam, menguasai tsaqofah Islam, dan menguasai ilmu kehidupan (sains teknologi dan seni) yang memadai, dan selalu menyelesaikan masalah kehidupan sesuai dengan syariat Islam.
B.  RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan teknologi pendidikan ?
2. Bagaimana meningkatkan kinerja dalam konteks teknologi pendidikan ?
3. Dan bagaimana penerapannya pada pembelajaran pendidikan agama islam ?

C.  TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari teknologi pendidikan.
2. Untuk mengetahui bagaimana meningkatkan kinerja dalam konteks teknologi pendidikan.
3. Untuk mengetahui bagaimana penerapannya pada pembelajaran pendidikan agama islam.





                               BAB II
                          PEMBAHASAN

A.  Pengertian teknologi pendidikan
     Istilah teknologi berasal dari bahasa Yunani technologia yang menurut Webster Dictionary berarti systematic treatment atau penanganan sesuatu secara sistematis, sedangkan techne sebagai dasar kata teknologi berarti art, skill, science, keterampilan, ilmu.
    Dari segi bahasa, pendidikan berasal dari kata education yang dapat diartikan upbringing (pengembangan), teaching (pengajaran), instruction (perintah), pedagogy (pembinaan kepribadian), breeding (memberi makan), raising (of animal) (menumbuhkan).
   Assoiation for educational kominiation an technology (1980) mendefinisikan teknologi pendidikan sebagai berikut:
Teknologi pendidikan adalah suatu proses kompleks yang terintergrasi meliputi manusia, prosedur, ide dan peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah yang mencakup semua aspek belajar, serta meranang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah itu.
   Dengan demikian, secara umum teknologi pendidikan diartikan sebagai media yang lahir direvolusi teknologi komunikasi yang dapat digunakan untuk tujuan pengajaran-pengajaran, disamping guru, buku dan papan tulis. Kemudian Nasuion (1982) Juga mengungkapkan, pada hakikatnya teknologi pendidikan adalah suatu pendekatan yang sistematis dan kritis tentang pendidikan.    Teknologi pendidikan memandang soal mengajar dan belajar sebagai suatu masalah atau problema yang harus dihadapi secara rasional dan ilmiah. Oleh karena iu langkah yang terpenting dalam rangka kegiatan belajar mengajar, tidak semata mata media teknologi komunikasi yang rumit dan kompleks.
   Alat-alat teknologi pendidikan dapat mengubah peranan guru. Dimana alat-alat teknologi akan mempermudah guru dalam membantu penyampaian pesan dalam proses pembelajaran. Namun peranan guru tidak akan dapat ditiadakan dan akan slalu diperlukan. Mengawinkan “teknologi” dengan “pendidikan” dapat mengejutkan profesi guru, sebab teknologi diasosiasikan dengan mesin yang dapat menimbulkan bahaya “dehumanisasi” pendidikan, yaitu pendidikan yang “mechanical” yang serba mesin, yang menghilangkan unsur manusiawi yang selalu terdapat dalam interaksi sosial antara guru dan murid dan antara murid dan pelajaran.
B.  Meningkatkan kinerja
    Menurut Association for Educational Communications and Technology atau disingkat AECT (2004), Teknologi Pendidikan (TP) didefinisikan sebagai “the study and ethical practice of facilitating learning and improving performance by creating, using, and managing appropriate technological processes and resources.” Ini adalah definisi terbaru yang menyatakan bahwa teknologi pendidikan adalah studi dan praktek etis dalam upaya memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan cara menciptakan, menggunakan/memanfaatkan, dan mengelola proses dan sumber-sumber teknologi yang tepat. Jelas, tujuan utamanya yaitu untuk:
Memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi pembelajaran agar efektif, efisien dan menarik; dan
Meningkatkan kinerja.
   Dalam teknologi pendidikan improving performance atau diterjemahkan sebagai meningkatkan kinerja lebih sering merujuk pada suatu pernyataan mengenai keefektifan; bisa merupakan cara-cara yang diharapkan membawa hasil yang berkualitas, produk yang diharapkan dapat menciptakan proses belajar yang efektif, dan perubahan-perubahan kompetensi yang dapat diterapkan di dunia nyata. Makna belajar itu pun menhBelajar merupakan suatu rangkaian proses interpretasi berdasarkan pengalaman yang telah ada, interpretasi tersebut kemudian dicocokan pengalaman-pengalaman baru.
   Efektif sering kali berdampak pada efisiensi, yaitu hasil yang dicapai dengan penggunaan waktu, tenaga, dan biaya seminim mungkin. Namun apa yang dimaksud dengan efisien sangatlah tergantung pada tujuan yang hendak dicapai. Efisiensi dalam gerakan pengembangan instruksional sistematis didefinisikan sebagai menolong peserta didik mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya yang diukur dengan evaluasi terstruktur (tes, ulangan, dsb).  Oleh sebab itu proses kegiatan belajar dilakukan dengan tahapan-tahapan yang sistematis.           Pandangan ini berbeda dengan pendekatan cara belajar konstruktivis. Cara pandang konstruktivis menekankan pada posisi peserta didiklah yang menentukan tujuan mereka sendiri dan bagian apa yang hendak dipelajari. Belajar yang benar dan berhasil adalah apabila ilmu pengetahuan dapat dipahami secara mendalam, dialami, dan diterapkan untuk mengatasi masalah-masalah di dunia nyata, bukan berdasar hasil ujian atau ulangan.
Konstruktivisme cenderung mempersoalkan perancangan lingkungan belajar daripada pentahapan kegiatan pembelajaran. Lingkungan belajar ini merupakan konsteks yang kaya, baik dari landasan pengetahuan, masalah yang otentik, dan perangkat yang digunakan untuk memecahkan masalah. Itulah sebabnya efisiensi tergantung pada apa tujuan yang hendak dicapai dalam proses belajar.
     Sementara kata performance atau kinerja merujuk pada dua hal yang saling berkesinambungan:
1.  Kemampuan peserta didik untuk menggunakan dan mengaplikasikan kompetensi baru yang telah dicapainya; bukan sekedar mendapat pengetahuan kemudian stagnan, namun pengetahuan itu meningkatkan kompetensi dan kompetensi tersebut dapat diaplikasikan secara nyata.
2.  Selain menolong peserta didik memiliki kompetensi yang lebih baik, alat dan ide-ide teknologi pendidikan dapat membantu para guru maupun perancang pembelajaran menjadi tenaga pendidik yang lebih mumpuni. Hasilnya mereka dapat menolong berbagai institusi mencapai tujuan dengan lebih baik.
     Itulah mengapa teknologi pendidikan menyatakan dirinya sebagai salah satu bidang yang punya kemampuan untuk meningkatkan produktifitas pada level individu yaitu peserta didik dan tenaga pendidik hingga level organisasi.
     Dalam tulisan Molenda dan Pershing makna peningkatan performa atau kinerja dibatasi pada keterlibatan teknologi dalam bidang pendidikan semata. Artinya bahwa teknologi dapat meningkatkan peran pendidikan untuk memperbaiki kinerja dan kualitas manusia.
C.  Penerapan Sumber Teknologi Pendidikan Terhadap Pendidikan Agama Islam
    Secara falsafi, dasar keilmuan itu meliputi:
1. ontology atau rumusan tentang gejala pengamatan yang dibatasi pada suatu pokok telaah khusus yang tidak tergarap oleh bidang telaah lain
2. epistemology yaitu usaha atau prinsip intelektual untuk memperoleh kebenaran dalam pokok telaah yang ditentukan
dan askiologi atau nilai-nilai yang menentukan kegunaan dari pokok telaah yang ditentukan, yang mempersoalkan nilai moral atau etika dann nilai seni dan keindahan atau estetika.
    Beberapa anggapan yang disepakati sebelum membahas dasar patokan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Lingkungan yang selalu berubahubah.
2. Jumlah penduduk yang semakin bertambah.
3. Sumber-sumber tradisional semakin terbatas.
4. Hak setiap pribadi untuk dapat berkembang semaksimal mungkin.
5. Masyarakat berbudaya teknologi.
    Berdasarkan anggapan diatas dapat diketahui bahwa ada serangkaina gejala - gejala yang belum tergarap secara baik antara lain:
1. Adanya sejumlah besar orang yang belum terpenuhi kesempatan belajarnya, baik yang diperoleh oleh suatu lembaga khusus, maupun yang diperoleh secara mandiri.
2. Adanya berbagai sumber yang belum dapat dimanfaatkan untuk keperluan    belajar.
3. Perlu adanya suatu usaha khusus yang terarah dan terancam untuk menggarap sumber-sumber terebut agar dapat terpenuhi hasrat belajar seseorang.
4. Perlu adanya pengelolaan atas kegiatan khusus dalam mengembangkan dan memanfaatkan sumber untuk belajar tersebut secara efektif, efesien dan selaras.
    Keempat gejala di atas merupakan rujukan bidang garapan teknologi pendidikan. Pendekatan yang berbeda “doing it differently” menjamin hasil yang diharapkan. Pendekatan ini mempunyai empat syarat pendekatan yaitu:
1. Pendekatan isomeristik, yaitu yang menggabungkan berbagai kajian/dibidang keilmuan ke dalam suatu kebutuhan tersendiri.
2. Pendekatan sistematik, yaitu dengan cara yang berurutan dan terarah dalam usaha memecahkan persoalan.
3. Pendekatan sinergistik, yaitu yang menjamin adanya nilai tambah dari keseluruhan kegiatan dibandingkan dengan bila kegiatan itu dijalankan sendiri-sendiri.
4. Pendekatan sistemik, yaitu pengkajian secara menyeluruh.
    Teknologi pendidikan merupakan disiplin ilmu terapan, artinya ia berkembang karena adanya kebutuhan dilapangan, dengan kata lain adalah kebutuhan belajar. Penerapan teknololgi pendidikan dalam pembelajaran dimaksudkan agar belajar lebih efektif, efisien, lebih banyak, lebih luas, lebih cepat dan lebih bermakna bagi kehidupan orang yang belajar. Ditinjau dari pengertian teknologi secara umum adalah proses yang dapat meningkatkan nilai tambah produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja stuktur, yang dimana proses dan produk tersebut dikembangkan dan digunakan, semua bentuk teknologi adalah sistem yang diciptakan oleh manusia untuk maksud dan tujuan tertentu untuk mempermudah manusia dalam meringankan usahanya, meningkatkan hasilnya, dan menghemat tenaga dan sumber daya yang ada.
    Menelusuri pandangan al-Qur’an tentang teknologi, mengundang kita menengok kepada sekian banyak ayat al-Qur’an yang menjelaskan alam raya. Menurut para Ulama terdapat sekitar 750 ayat al-Qur’an yang berbicara tentang alam raya dan fenomenanya, dan memerintahkan manusia untuk mengetahui dan memanfaatkannya. Adanya potensi dan tersedianya lahan yang diciptakan Allah, serta ketidakmampuan alam raya untuk membangkang perintah-Nya, kesemuanya mengantarkan manusia berpotensi untuk memanfaatkan yang ditundukkan Tuhan itu. Keberhasilan memanfaatkan alam itulah buah teknologi.
     Peningkatan mutu pendidikan semakain diarahkan pada perluasan inovasi pembelajaran baik pada pedidikan formal maupun non-formal dalam rangka mewujudkan proses yang efisien, menyenangkan dan mencerdaskan sesuai tingkat usia, kematangan, serta tingkat perkembangan peserta didik. Sebagai bidang Teknologi Pendidikan merupakan penerapan teori dan praktik secara terpadu mencakup kelima domain atau kawasan, yaitu Design, Development, Utilization, Management, Evaluation. Bidang kegiatan tersebut semuanya tertuju untuk memecahkan masalah belajar manusia.
     Sebagai profesi Teknologi Pendidikan terbentuk dari usaha yang direncanakan secara sistematis (terorganisir) guna melaksanakan teori, teknik intelektual dan penerapan praktis Teknologi Pendidikan. Sebagaimana konsep yang tertera pada Associate Educational Comunication and Technology, berikut ini: Educational technology is the study and ethical practice of facilitating learning and improving performance by creating, using, and managing appropriate technological processes and resources.
     Pengetahuan tentang hal terakhir ini mengantar ilmuan kepada rahasiarahasia alam, dan pada gilirannya mengantarkan pada penciptaan teknologi yang menghasilkan kemudahan dan manfaat bagi manusia. Disini kita menoleh kepada teknologi dan hasil-hasil yang telah dipersembahkannya. Kalaulah untuk mudahnya kita jadikan alat atau mesin sebagai gambaran kongkrit tentang teknologi. Mesin - mesin dari hari ke hari semakin canggih. Mesin-mesin tersebut dengan bantuan manusia bergabung satu dengan lainnya.
     Sehingga ia semakin kompleks, ia tidak bisa lagi dikendalikan oleh seorang, namun ia dapat melakukan pekerjaan yang dilakukan banyak orang. Dalam tahap ini, mesin telah menjadi semacam “seteru” manusia, atau hewan yang harus disiasati agar ia mau mengikuti kehendak manusia. Dewasa ini, lahir teknologi, khususnya dibidang rekayasa genetika, yang dapat mengarah untuk menjadikan alat sebagai bantuan, bahkan menciptakan bakal-bakal alat yang akan diperbudak dan tunduk kepada alat. Tetapi jika hasil teknologi sejak semula diduga dapat mengalihkan manusia dari asal tujuan penciptaan, maka sejak dini Islam menolak kehadiran hasil-hasil teknologi.
     Karena itu menjadi persoalan bagi martabat kemanusiaan bagaimana memadukan kemampuan mekanik manusia untuk menciptakan teknologi, dengan pemeliharaan nilai-nilai fitrahnya. Bagaimana mengarahkan teknologi sehingga dapat berjalan seiring dengan nilai-nilai Rabbany, atau dengan kata lain bagaimana memadukan antara fikir , dzikir, ilmu, dan iman.
Pendidikan dianggap tidak berhasil apabila tidak menghasilkan keterikatan pada syariat Islam walaupun peserta didik menguasai ilmu pengetahuan. Pendidikan Islam adalah upaya sadar yang terstruktur, terprogram, dan sistematis yang bertujuan mengembangkan manusia yang berkepribadian Islam, menguasai tsaqofah Islam, dan menguasai ilmu kehidupan (sains teknologi dan seni) yang memadai, dan selalu menyelesaikan masalah kehidupan sesuai dengan syariat.
     Seorang peserta didik harus dikembangkan semua jenis kecerdesannya baik itu intelektual, spiritual, emosional, dan politiknya. Kompetensi penguasaan ilmu yang cukup mencakup tsaqofah Islam maupun ilmu kehidupan, disertai sikap seseorang atas dasar Islam akan membuat ia selalu menyelesaikan segala masalah yang dihadapinya sesuai dengan syariat Islam baik itu masalah pribadi, keluarga, masyarakat, dan Negara.

                              BAB III
                            PENUTUP

A.  KESIMPULAN
   Dengan demikian, secara umum teknologi pendidikan diartikan sebagai media yang lahir direvolusi teknologi komunikasi yang dapat digunakan untuk tujuan pengajaran-pengajaran, disamping guru, buku dan papan tulis. Kemudian Nasuion (1982) Juga mengungkapkan, pada hakikatnya teknologi pendidikan adalah suatu pendekatan yang sistematis dan kritis tentang pendidikan. Teknologi pendidikan memandang soal mengajar dan belajar sebagai suatu masalah atau problema yang harus dihadapi secara rasional dan ilmiah. Oleh karena iu langkah yang terpenting dalam rangka kegiatan belajar mengajar, tidak semata mata media teknologi komunikasi yang rumit dan kompleks.
   Sementara kata performance atau kinerja merujuk pada dua hal yang saling berkesinambungan:
Kemampuan peserta didik untuk menggunakan dan mengaplikasikan kompetensi baru yang telah dicapainya; bukan sekedar mendapat pengetahuan kemudian stagnan, namun pengetahuan itu meningkatkan kompetensi dan kompetensi tersebut dapat diaplikasikan secara nyata.
Selain menolong peserta didik memiliki kompetensi yang lebih baik, alat dan ide-ide teknologi pendidikan dapat membantu para guru maupun perancang pembelajaran menjadi tenaga pendidik yang lebih mumpuni. Hasilnya mereka dapat menolong berbagai institusi mencapai tujuan dengan lebih baik.
   Pendidikan dianggap tidak berhasil apabila tidak menghasilkan keterikatan pada syariat Islam walaupun peserta didik menguasai ilmu pengetahuan. Pendidikan Islam adalah upaya sadar yang terstruktur, terprogram, dan sistematis yang bertujuan mengembangkan manusia yang berkepribadian Islam, menguasai tsaqofah Islam, dan menguasai ilmu kehidupan (sains teknologi dan seni) yang memadai, dan selalu menyelesaikan masalah kehidupan sesuai dengan syariat. Seorang peserta didik harus dikembangkan semua jenis kecerdesannya baik itu intelektual, spiritual, emosional, dan politiknya. Kompetensi penguasaan ilmu yang cukup mencakup tsaqofah Islam maupun ilmu kehidupan, disertai sikap seseorang atas dasar Islam akan membuat ia selalu menyelesaikan segala masalah yang dihadapinya sesuai dengan syariat Islam baik itu masalah pribadi, keluarga, masyarakat, dan Negara.


                   DAFTAR PUSTAKA

Hadi, Yusuf .  Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Mahkota. 2000.
Nasution, N. 2008. Teknologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Sudjarwo, 1984. Teknologi Pendidikan. Surabaya : Erlangga.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sumber (Resources) teknologi pendidikan dan penerapannya pada pendidikan agama islam kel 8

     SUMBER (RESOURCES) TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN.               PENERAPANNYA PADA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM     Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Pendidikan           DOSEN PENGAMPU: ISMATUL MAULA, M. Pd                   Disusun Oleh Kelompok :  8                  FEBRI ANDRIAN (1811170033)                     NORMAH (1811170038)                     DEWINA (1811170027)                    ERLINDA (1811170030)              NURAFILATUL LAILA (1811170042)            MUTIARA UTAMI DARMA (1811170036)                 RISMAWATI PUTRI (1811170044)                 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM           JURUSAN TARBIYAH DAN KEGURUAN    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI BENGKALIS 2019                           KATA PENGANTAR Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya, makalah ini dapat kami selesaikan. Shalawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW, pembimbing umat menuju cahaya kebenaran illahi. Adapun pembuatan ma

Proses (processes) teknologi pendidikan dan penerapannya pada pendidikan agama islam kel 7

Proses (Processes) Teknologi Pendidikan dan Penerapannya pada Pendidikan Agama Islam    Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Pendidikan           DOSEN PENGAMPU : Ismatul Maula, M.Pd                    Di Susun Oleh Kelompok 7 :                    Eka Widiastuti (1811170028)                       Ermawati (1811170031)                    Evi Nurhidayah (1811170032)                        Mukholis (1811170036)                        Ria Fitri (1811170043)                        Rizuan (1811170045)                      Rosmiati (1811170046)                  PENDIDIKAN AGAMA ISLAM            JURUSAN TARBIYAH DAN KEGURUAN     SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI BENGKALIS                           2019                        KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT berkat ramhat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Proses (Processes) Teknologi Pendidikan dan Penerapannya pada Pendidikan A

Mengelola teknologi pendidikan dan menerapkan pada pendidikan agama islam kel 6

          MENGELOLALA TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN        MENERAPKAN PADA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM                  Disusun Oleh kelompok 6:                             AIDIL                       EKA WIDIASTUTI                           ERISTATI                         NURHAYATI                     PENDIDIKAN AGAMA ISLAM               JURUSAN TARBIYAH DAN KEGURUAN     SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI BENEGKALIS                             2019                         KATA PENGANTAR Asslamu’alaikum Wr. Wb. Dengan menyebut asma Allah yang Maha kasih tak pilih kasih dan Maha sayang tak pandang sayang. Segala puji kita panjatkan kepada Allah SWT yang Maha suci. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan ke haribaan baginda Rasulullah SAW. Penerima wahyu untuk pedoman bagi umat di zaman akhir. Ada banyak kesulitan yang penulis alami dalam penyusunan makalah ini, namun berkat ketekunan akhirnya penulis berhasil menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari makalah