Langsung ke konten utama

Proses (processes) teknologi pendidikan dan penerapannya pada pendidikan agama islam kel 7

Proses (Processes) Teknologi Pendidikan dan Penerapannya pada Pendidikan Agama Islam

   Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Pendidikan
          DOSEN PENGAMPU : Ismatul Maula, M.Pd









                   Di Susun Oleh Kelompok 7 :

                   Eka Widiastuti (1811170028)
                      Ermawati (1811170031)
                   Evi Nurhidayah (1811170032)
                       Mukholis (1811170036)
                       Ria Fitri (1811170043)
                       Rizuan (1811170045)
                     Rosmiati (1811170046)


                 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
           JURUSAN TARBIYAH DAN KEGURUAN
    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI BENGKALIS
                          2019




                       KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT berkat ramhat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Proses (Processes) Teknologi Pendidikan dan Penerapannya pada Pendidikan Agama Islam”.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih  banyak kekurangannya. Oleh karena itu kami sangat membutuhkan saran dan masukan guna untuk penulisan makalah ini di masa mendatang. Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
      Terakhir kami ucapkan terima kasih kepada orang tua, dosen  dan teman-teman karena  berkat doa serta dukungannya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat dan membantu bagi semua orang.






Bengkalis,     Maret 2019


Penulis







                             DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. i
DAFTAR ISI. ii
BAB I PENDAHULUAN. 1
A.  Latar Belakang. 1
B.  Rumusan Masalah. 1
C.  Tujuan. 2
BAB II PEMBAHASAN . 3
A.  Pengertian teknologi pendidikan 3
B. Pengertian proses 4
C.  Asumsi dalam proses teknologi pendidikan 5
D. Proses teknologi pendidikan sebagai konseptual, teoritis, dan praktik 6
E.  Proses terkait dengan studi, praktek etis, fasilitasi belajar, peningkatan kinerja, peningkatan dan pemanfaatan 10
F.  Penerapan teknologi pendidikan pada pendidikan agama Islam 13
BAB III PENUTUP. 16
Kesimpulan. 16
DAFTAR PUSTAKA









                                BAB I
                          PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
    Teknologi pendidikan bisa dipandang sebagai suatu produk dan proses. Sebagai suatu produk, teknologi pendidikan mudah dipahami karena sifatnya lebih kongkrit seperti radio, televisi, proyektor, OHP, dan sebagainya. Sebagai sebuah proses, teknologi pendidikan bersif at abstrak. Dalam hal ini teknologi pendidikan bisa dipahami sebagai suatu proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan untuk mengatasi permasalahan, melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah tersebut yang menyangkut semua aspek belajar manusia.
    Teknologi pendidikan adalah studi dan etika praktek untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan, menggunakan, dan mengelola proses teknologi yang tepat dan sumber daya. Secara umum proses digunakan untuk banyak profesi, seperti dalam teknologi pendidikan yang secara rutin menggunakan proses teknologi untuk merancang, mengembangkan, dan menerapkan sumber daya yang efektif untuk belajar.
    Pentingnya proses teknologi dalam konteks pendidikan muncul dari kebutuhan untuk menyediakan komunikasi yang efektif dan kerjasama selama mengejar tujuan bersama. Penggambaran yang paling umum dari proses teknologi pendidikan adalah paradigma input-proses-output. Paradigma input-proses-output menyediakan cara untuk berpikir tentang komunikasi pendidikan selama mengejar tujuan bersama.
    Dengan demikian, proses yang dibahas dalam bab ini fokus pada metode yang umum digunakan untuk memfasilitasi tujuan pembelajaran dan meningkatkan kinerja.

B.  Rumusan Masalah
1. Apa pengertian teknologi pendidikan ?
2. Apa pengertian proses ?
3. Bagaimana asumsi dalam proses pendidikan ?
4. Bagaimana proses teknologi pendidikan sebagai konseptual, teoritis, dan praktik ?
5. Bagaimana proses terkait dengan studi praktek etis, fasilitasi belajar, peningkatan kinerja, penciptaan, dan pemanfaatan ?
6. Bagaimana penerapan teknologi pendidikan pada pendidikan agama Islam?

C.  Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian teknologi pendidikan
2. Untuk mengetahui pengertian proses
3. Untuk mengetahui asumsi dalam proses pendidikan
4. Untuk memahami proses teknologi pendidikan sebagai konseptual, teoritis, dan praktik
5. Untuk mengetahui proses terkait dengan studi praktek etis, fasilitasi belajar, peningkatan kinerja, penciptaan, dan pemanfaatan
6. Untuk mengetahui penerapan teknologi pendidikan pada pendidikan agama islam






                                 BAB II
                          PEMBAHASAN
A.  Pengertian Teknologi Pendidikan
     Kata technology berasal dari bahasa Yunani technologia. Techne artinya kemampuan dan logia artinya ungkapan. Teknologi Pendidikan / Pembelajaran adalah profesi yang menerapkan ilmu pengetahuan terkait dengan pembelajaran / instruksional dan seni mengajar yang diperoleh melalui penelitian dan pengalaman untuk mengembangkan dan mengelola secara ekonomis dan elegan, sistem dan materi instruksional yang mendukung dan menjadi bagian dari lingkungan belajar yang manusiawi dan efektif sehingga mudah diakses oleh banyak orang demi kemajuan kesejahteraan umat manusia.
     Menurut AECT yang terkenal dalam mendefinisikan teknologi pendidikan, menyebutkan bahwa: Educational Technology is a complex, integrated process involving people, procedures, ideas, devices, and organization, for analyzing problems and devising, implementing, evaluating, and managing solutions to those problems, involved, in all aspects of human learning (Teknologi Pendidikan diartikan sebagai suatu proses yang kompleks dan terpadu yang menyangkut orang, prosedur, ide, alat, dan organisasi, untuk menganalisis masalah-masalah yang berkaitan dengan segala aspek belajar manusia, merancang, melaksanakan, mengevaluasi, serta mengelola pemecahan tersebut).
     Menurut dewi salma, teknologi pembelajaran / pendidikan yang biasa dikenal dengan sebutan TP yaitu ilmu tentang bagaimana kita bisa membelajarkan orang lain sesuai dengan kebutuhan orang itu sendiri. Beliau juga mendefinisikan Teknologi pendidikan / pembelajaran yaitu suatu proses dengan system tertentu dalam mempermudah siswa dalam belajar dan dapat mengkaji maslah-masalah belajar sehingga membuat belajar lebih efektif. Dengan teknologi pendidikan / pembelajaran, dalam mendesain informasi menjadi lebih mudah dikomunikasikan dan mampu mengoptimalkan setiap individu sesuai bakat yang dimiliki melalui penerapan teori dan praktek.
     Sedangkan menurut Setijadi, teknologi pendidikan / pembelajaran sering disebut dengan “teknologi intruksional” yaitu bagian teknologi pendidikan berdasar atas konsep bahwa pembelajaran (instruction) adalah bagian dari pendidikan. Menurutnya, ada tiga perspektif teknologi pendidikan / pembelajaran, yaitu:
1. Sebagai kontruk teoritik
Sebuah abtraksi yang mencakup serangkain ide dan prinsip tentang cara bagaimana pendidikan dan pembelajaran harus dilaksanakan dengan menggunakan teknologi.
2. Sebagai bidang garapan
Aplikasi ide-ide dan prinsip-prinsip teoritik untuk memecahkan masalah konkrit dalam bidang pendidikan dan pembelajaran. Bidang tersebut meliputi teknik-teknik yang digunakan, aktivitas yang dikerjakan, informasi dan sumber yang dikerjakan, dan klien yang dilayani oleh pelaksana dalam bidang tersebut.
3. Sebagai profesi
Suatu kelompok pelaksana tertentu yang diorganisasikan, memenuhi kriteria tertentu, memiliki tugas-tugas tertentu, dan bergabung untuk membentuk bagian tertentu dari bidang tersebut.

B.  Pengertian Proses
    Proses merupakan serangkaian tindakan, prosedur-prosedur, atau fungsi yang mengarah pada suatu hasil, bisa sebuah produk atau sebuah proses baru lainnya. Proses dapat terjadi secara alami, seperti proses yang terlibat dalam pencernaan makanan dan konversi makanan yang menjadi energi. Manusia juga menemukan proses untuk mencapai tujuan mereka lebih efisien dan efektif.  Proses buatan manusia yang secara sistematis menerapkan pengetahuan ilmiah dapat dilihat sebagai proses teknologi, yang mana proses teknologi yang diterapkan adalah untuk kemajuan pembelajaran. Sesuai dengan definisi teknologi pendidikan saat ini, proses ditafsirkan sebagai metode yang digunakan untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja.
    Pengertian teknologi yang utama adalah proses yang menghasilkan nilai tambah. Proses tersebut menggunakan dan atau menghasilkan suatu produk tertentu. Produk yang digunakan dan dihasilkan tidak terpisah dari produk lain yang telah ada, dan karena itu menjadi bagian integral dari suatu sistem. Dalam bidang pendidikan atau pembelajaran, teknologi harus memenuhi tiga syarat yaitu proses, produk dan sistem.

C.  Asumsi dalam Proses Teknologi Pendidikan
    Teknologi harus dianggap sebagai penemuan yang memperpanjang kemampuan manusia. Penemuan teknologi yang dibayangkan tak terbatas, dan hanya dibatasi oleh kreativitas kita. Proses yang didedikasikan untuk pengembangan kapasitas kreatif didasarkan pada beberapa asumsi. Asosiasi untuk komunikasi pendidikan dan Teknologi (AECT) mengasumsikan bahwa pendidikan adalah suatu proses, teknologi dapat memfasilitasi proses pendidikan, dan lingkungan belajar yang disengaja yang kompleks. Berikut ini penjelasan dari asumsi ini memberikan orientasi filosofis studi dan praktek proses teknologi yang didedikasikan untuk pendidikan.
1. Asumsi pertama: pendidikan adalah sebuah proses
Pendidikan adalah serangkaian tindakan tujuan dan operasi-proses. Tujuan pendidikan merupakan hasil pembelajaran yang diinginkan. Dengan demikian, pendidikan, secara umum dapat dianggap sebagai suatu proses.
2. Asumsi kedua: teknologi dapat memfasilitasi proses pendidikan
Masyarakat umumnya menganggap teknologi baik sebagai alat dan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Proses pendidikan fokus pada aplikasi sistematis dari teori belajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Mispersepsi tentang teknologi sering muncul dari keyakinan bahwa teknologi adalah akhir. Teknologi bukanlah obat mujarab untuk semua penyakit pendidikan, dan bukan sarana untuk menggantikan orang. Proses teknologi adalah sarana khusus, berdasarkan pemikiran ilmiah, untuk mengkomunikasikan ide-ide dan mengambil tindakan untuk memfasilitasi pengajaran dan pembelajaran. Dengan demikian, teknologi memfasilitasi proses pendidikan.
3. Asumsi ketiga: lingkungan belajar Disengaja yang kompleks
Lingkungan belajar yang disengaja merujuk pada peristiwa tujuan pendidikan yang melibatkan peserta didik dalam beberapa, interaksi bersamaan antara orang-orang (misalnya, guru dan teman sebaya), tempat, konten, dan media, terletak dalam konteks, untuk jangka waktu waktu, semua mencari tujuan bersama. Kompleksitas adalah fenomena yang dihasilkan dari peningkatan jumlah informasi, energi, hierarki, variabilitas, hubungan, dan komponen, yang pada gilirannya meningkatkan kemungkinan hasil dan mengurangi kepastian dan prediktabilitas untuk acara tertentu. Lingkungan belajar yang disengaja menghasilkan pengetahuan dan keterampilan. Kompleksitas juga muncul dari interaksi unit individu (Marion, 1999), seperti interaksi siswa, guru, konten, dan konteks selama acara pendidikan. Levy (1992) mendefinisikan sistem yang kompleks sebagai salah satu bagian komponen yang berinteraksi dengan kerumitan yang cukup bahwa mereka tidak dapat diprediksi dengan persamaan linear standar. Oleh karena itu, proses yang terkait dengan lingkungan belajar yang disengaja harus mampu memfasilitasi, mengelola, dan mengarahkan berbagai jumlah informasi, variabilitas dalam hubungan, beberapa hubungan, beberapa solusi, prediktabilitas, ketidakpastian, kepastian, dan ketidakpastian.

D.  Proses Teknologi Pendidikan Sebagai Konseptual, Teoritis, dan Praktik
     Seels dan Richey yang mendefinisikan secara konseptual bahwa teknologi pembelajaran merupakan teori dan praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian, proses, sumber, dan sistem untuk belajar.
a.  Teori dan praktik,
b.  Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian, dan penelitian,
c.  Proses, sumber, dan sistem,
d.  Untuk belajar.
     Teknologi pendidikan atau pembelajaran dari sudut perspektif ini secara keseluruhan bahwa menunjukkan ide, evaluasi yang didasarkan prinsip-prinsip belajar mengajar dan komunikasi yang sistematis serta aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dan mengidentifikasi dari apa yang terjadi pada manusia atau kelompok bidang itu.
     Berbagai jenis proses teknologi pembelajaran haruslah diarahkan untuk memfasilitasi pembelajaran agar efektif, efisien dan menarik serta untuk meningkatkan kinerja yang dapat dilihat sebagai konsep, teori-teori, atau praktek. Robert Maribe Branch & Christa Harrelson Deissler memaparkan sejauh mana proses dapat dianggap sebagai konsep, teori dan praktek dan juga bagaimana ketiga kerangka kerja ini dikaitkan dengan bidang teknologi pendidikan.
1.  Proses sebagai sebuah konsep
   Sebagai sebuah konsep, proses diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Hasil yang dimaksud bisa produk berwujud (tangible) maupun tidak berwujud nyata (itangible). Misalnya dengan mempersiapkan siswa untuk mengikuti kegiatan olimpiade science adalah sebuah proses. Hasil yang bisa dilihat, disentuh, dan berwujud adalah medali emas/perak/perunggu sementara yang tidak dapat disentuh dan tidak memiliki wujud fisik adalah kebanggaan dan naiknya gengsi sekolah di mata masyarakat.
2.  Teori Proses
    Teori-teori proses menyatakan bahwa peristiwa atau perubahan adalah the result of particular input states leading to particular output states, following certain processes atau hasil dari pengkondisian input khusus yang memimpin pada terjadinya kondisi output khusus, dengan proses-proses tertentu. Dalam pendidikan teori proses berkenaan dengan kegiatan yang memungkinkan untuk memahami / menginterpretasi, mencapai, mengkonstruksi / membangun, dan mengaplikasi pengetahuan dan keterampilan.

      Teori proses bisa bersifat deskriptif dan bisa preskriptif. Menurut Bruner (Degeng, 1989) teori deskriptif disebut juga sebagai teori belajar yang sifatnya pasif, menjelaskan fenomena, menunjukkan hubungan, dan menggambarkan pernyataan-pernyataan kondisional (jika-maka). Teori belajar menaruh perhatian pada hubungan diantara variabel-variabel yang menentukan hasil belajar, “bagaimana seseorang belajar”. Sebaliknya teori preskriptif disebut sebagai teori pembelajaran dengan ciri utama aktif, orientasi pada tujuan, berdasar pada aturan, pemaparan strategi belajar dan petunjuk yang sifatnya normatif, digunakan untuk membangun model-metode-dan prosedur pelaksanaan belajar. Preskriptif artinya, tujuan teori pembelajaran adalah menetapkan metode / strategi pembelajaran yang cocok supaya memperoleh hasil optimal. Teori pembelajaran menaruh perhatian pada “bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi proses belajar”. Teori pembelajaran berurusan dengan upaya mengontrol variabel-variabel yang spesifik dalam teori belajar agar dapat memudahkan belajar. Dengan kata lain teori belajar mendeskripsikan adanya proses belajar, teori pembelajaran merekomendasikan strategi atau metode pembelajaran yang optimal yang dapat mempermudah proses belajar. Keduanya sama-sama mengkaji proses dan hasil dalam kegiatan belajar.
      Sebuah teori proses dapat menjadi cara untuk mencapai hasil akhir, sekaligus dapat mengarahkan untuk pengembangan teori proses yang lainnya. Dengan melihat cara kerja sistem secara umum dalam kerangka teori sistem, maka proses yang terjadi dalam menciptakan, memanfaatkan, dan mengelola teknologi yang tepat untuk pembelajaran dalam sistem teknologi pendidikan yang efektif seyogyanya bersifat:
  • Sistematik : berurutan, terencana, dan terarah
  • Sistemik : menyeluruh/komprehensif
  • Sinergistik : berdaya lipat atau memiliki nilai tambah
      Banyak teori pembelajaran [instructional theories] diturunkan atau berasal dari teori-teori belajar [learning theories] seperti case-based learning, inquiry-based learning, dan student-centered learning. Sementara itu yang dikategorikan sebagai teori belajar adalah 3 teori dasar belajar: behaviorism, cognitivistisme, dan konstruktivisme. Hakikatnya teori belajar menggambarkan dan menjelaskan tentang bagaimana sejatinya belajar itu terjadi, sementara teori pembelajaran menjelaskan tentang bagaimana mencapai hasil belajar yang diinginkan. Semua jenis teori yang sudah disebutkan ini berproses secara berbeda dalam sebuah sistem besar yang disebut sistem pendidikan, tujuannya hanya satu yaitu untuk memfasilitasi belajar dan meningkatkan kinerja dengan menggunakan proses teknologi yang tepat guna.
3.  Praktik Proses (Process Practical)
    Dalam konteks teknologi pendidikan proses praktek adalah cara menerapkan prosedur-prosedur yang mencerminkan konsep-konsep dan teori-teori tentang belajar dan peningkatan kinerja. Prosedur di dalam teknologi pendidikan diintegrasikan ke dalam berbagai strategis yang diabdikan untuk meningkatkan efektifitas dalam berkomunikasi dan menciptakan strategi-strategi pembelajaran yang tepat. Tujuan proses praktek adalah meningkatkan potensi maksimum siswa setelah mereka meninggalkan kelas. Ini berarti bahwa terdapat ketepatan/keseksamaan pemenuhan harapan-harapan antara belajar di dalam kelas sebagai ruang belajar (learning space) dengan apa yang diharapkan terjadi di luar kelas sebagai ruang pentas / praktek (performance space).
    Idenya dasarnya bahwa belajar adalah efektif ketika strategi-strategi pendidikan menjalani proses-proses yang memindahkan murid melalui ruang belajar dimana murid belajar tentang teori, fakta, dan konsep dan mendekati kesesuaian dengan ruang pentas/praktek sebagai kenyataan yang harus dihadapi murid. Ini berarti teknologi pendidikan seharusnya memberikan murid kesempatan untuk mengalami peningkatan ketepatan yang terus-menerus antara learning space dan performance space sebagai sebuah komponen dari proses mengajar belajar. Murid tidak menghapal fakta tetapi
mereka dengan sendiri dapat mengalami fakta dan mempraktekan di lingkungan nyata apa yang sudah dipelajari di dalam kelas.

E.  Proses Terkait dengan Studi, Praktek Etis, Fasilitasi Belajar, Peningkatan Kinerja, Penciptaan, dan Pemanfaatan
1.  Study / kajian
   Studi atau kajian dalam definisi TP 2004 adalah merujuk pada pengumpulan informasi dan analisis data, baik kualitatif maupun kuantitatif. Seiring perkembangan makna TP itu sendiri maka penelitian pada TP mengalami pergeseran dari “pembuktian” bahwa media dan teknologi menjadi alat yang efektif untuk pembelajaran kepada investigasi yang dirumuskan untuk menguji kesesuaian penerapan proses dan teknologi bagi peningkatan belajar.
    Kajian proses yang spesifik dalam TP adalah berkaitan dengan evaluasi formatif dan sumatif, design-based research dan studi-studi kasus yang mana biasanya menggunakan data-data kualitatif dan kuantitatif. Dalam konteks ini, tujuan studi adalah untuk meningkatkan kadar keajegan/keberulangan proses desain dan pengembangan terhadap kenyataan perubahan sistemik. Artinya bahwa sesungguhnya kajian terhadap kasus-kasus belajar layak untuk diteliti dengan berbagai teori-teori belajar yang diakui oleh bidang TP karena tingkat keajegan teori yang sudah teruji tersebut.
2.  Praktek etis
    Berkaitan dengan proses teknologi, praktek etis merujuk pada proses yang tepat untuk sebuah situasi tertentu (given situation). Aplikas etis bukan dimaksudkan untuk sensor perilaku yang tidak pantas namun lebih untuk “menyediakan kepemimpinan dalam mengidentifikasi  isu-isu baru yang muncul seiring perubahan budaya teknologi yang cepat yang memiliki pengaruh pada etika profesional.” AECT telah mengadopsi sebuah kode etis “yang dimaksudkan untuk membantu para anggota baik secara individu maupun kolektif dalam menjaga suatu perilaku profesional yang tinggi.” Berkaitan dengan proses, melalui AECT para teknolog pendidikan seharusnya sadar akan peran mereka sebagai orang yang bertanggung jawab atas proses-proses berkaitan dengan etika praktis dalam memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja.
3.  Memfasilitasi belajar
    Teknologi pendidikan menyatakan bahwa belajar dapat difasilitasi melalui implementasi dari proses pembelajaran tertentu. Proses preskriptif ini kerap diturunkan dari teori-teori deskriptif tentang bagaimana manusia belajar melalui interaksi dengan lingkungannya:
a.   Sembilan peristiwa / langkah belajar Gagne Sembilan yang merupakan identifikasi tentang kondisi mental seseorang agar siap untuk belajarn. Kesembilan peristiwa ini  merupakan tahapan-tahapan yang berurutan di dalam sebuah proses pembelajaran. Tujuannya adalah memberikan kondisi yang sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. kesembilan peristiwa belajar dan pembelajaran itu menjadi berarti karena proses mental yang seharusnya ada pada diri siswa telah difasilitasi oleh guru dengan langkah/tindakan kongrit. Penerapan model yang dikemukakan oleh Gagne sudah mengimplementasikan teori pembelajaran yang bersifat perspektif dan teori belajar yang bersifat deskriptif yaitu cognitive learning theory. Bahwa di dalam proses pembelajaran guru harus paham benar seperti apa proses mental yang ada dalam diri siswa dan manakala guru menyadari akan hal itu, maka dengan mudah guru dapat memfasilitasi berbagai pengalaman belajar seperti apa yang cocok agar proses mental siswa tersebut terus berkembang.
a.  Behaviorist learning theory telah menginspirasi model proses.     pembelajaran yang dikenal sebagai instruction programmed atau pengajaran terrencana dengan langkah-langkah tertentu: mengidentifikasi sebuah tujuan belajar dalam kerangka perilaku, menunjukkan perilaku yang diinginkan, mendorong pembelajar melakukan perilaku yang diinginkan, dan mengikuti tindakan yang diinginkan dengan suatu penekanan. Semua langkah ini diwujudkan dalam desain aktifitas yang didalamnya tersusun rencana pengajaran. Kombinasi antara teori sistem dengan model proses desain ini pada perkembangannya membentuk apa yang kita kenal sebagai ISD atau Desain Sistem Pembelajaran.
c.   Constructivist learning theory telah mengilhami.                      berkembangnya sejumlah model proses pembelajaran seperti problem based learning dan collaborative learning. Sesungguhnya tidak ada proses pembelajaran konstruktivis yang berdiri sendiri, artinya proses pembelajaran itu lebih merupakan sejumlah strategi pembelajaran yang secara umum mengikuti proses utamanya: libatkan, atau lebih ekstrimnya tenggelamkan pembelajar ke dalam lingkup masalah yang realistis dan dukung mereka melewati berbagai fase berbeda manakala mereka berjuang untuk membangun pemahaman mereka tentang masalah tersebut. Itulah sebabnya TP mengundang sejumlah kerangka teoritis untuk mengembangkan proses pembelajaran yang menolong pembelajar mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
4.  Peningkatan kinerja
    Teknologi pendidikan menklaim untuk meningkatkan kinerja para murid, guru dan desainer pembelajaran, serta organisasi pendidikan. Beberapa cara yang berkenaan dengan hal ini membutuhkan proses khusus sebagaimana kompetensi yang diajukan oleh the International Board of Standards for Training, Performance, and Instruction :
a.   Teknologi pendidikan memberikan makna belajar yang.              berhasil melalui peningkatan kinerja murid dengan memfokuskan pengalaman-pengalaman belajar pada tujuan yang benar.
b.   Pengalaman-pengalaman yang diperkaya dengan.                 penggunaan teknologi dapat memimpin kepada tingkat pemahaman yang lebih dalam, dan bukan sekedar rangkaian hapalan.
c.   Pengalaman-pengalaman belajar belajar yang menyatu.           dengan penggunaan teknologi dapat meningkatkan transfer keahliah-keahlian baru atas masalah yang sesungguhnya.
    Bagi guru dan desainer pembelajaran, teknologi pendidikan dapat memperbaiki produktifitas dengan mengurangi waktu belajar dan meningkatkan keefektifitas belajar. Proses utama yang digunakan adalah pendekatan sistem terhadap desain dan pengembangan pembelajaran. Demikian pula dengan institusi pendidikan. Melalui teknologi pendidikan memampukan institusi menciptakan dan menawarkan kursus online dengan harga yang kompetitif dibanding dengan kursus yang sifatnya tradisional.
5.  Penciptaan
    Teknologi pendidikan memberikan kemungkinan untuk menciptakan material dan sistem pembelajaran yang efektif melalui proses-proses pengembangan tertentu. Dengan pendekatan sistem, satu set proses pengembangan yang diistilahkan sebagai instruksional sistem desain / desain sistem pembelajaran (ISD) mampu meringkas proses rencana pembelajaran yang panjang dalam satu langkah kecil, yang tersusun secara logis, dimana output setiap langkah menjadi input untuk langkah berikutnya.
6.  Pemanfaatan
    Kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan aktual media oleh peserta didik (sering disebut sebagai "pemanfaatan media") juga diperlakukan sebagai proses dan dipandu oleh berbagai model proses. Awal panduan pemanfaatan berevolusi selama era film. Selama Perang Dunia II, film memainkan peran penting dalam pelatihan militer di angkatan bersenjata Amerika Serikat, dan penelitian yang cukup besar dilakukan untuk mengetahui bagaimana film bisa digunakan dengan efek terbaik. Hasilnya digunakan selama perang untuk memandu praktek pelatih ketika menggunakan media audiovisual. Sebagai contoh, angkatan laut AS memproduksi sebuah film yang disebut "Taktik Film," yang menunjukkan bagaimana pelatih angkatan laut bisa meningkatkan pembelajaran dengan prosedur pemanfaatan yang lebih baik.

F.  Penerapan Teknologi Pendidikan pada Pendidikan Agama Islam
    Penggunaan teknologi telah berjalan lama sesuai perkembangan dan aspeknya. Eric Hasby membagi revolusi dalam pendidikan menjadi 4, yaitu:
1.  Saat masyarakat mendiferensiasikan peranan orang dewasa,
2.  Digunakannya tulisan sebagai sarana pendidikan,
3.  Ditemukannya mesin cetak, dan
4.  Penggunaan teknologi canggih sebagai perkembangan bidang elektronik.
    Dengan demikian teknologi yang secara langsung relevan dengan pembelajaran adalah disesuaikan dengan makna pembelajaran itu sendiri. Sebuah cara dengan memanfaatkan teknologi, baik dari segi fisiknya maupun ide-ide yang ada di dalamnya adalah satu jalan yang baik untuk digunakan dalam rangka mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam sebuah sistem pembelajaran.
    Penggunaan teknologi pendidikan yang merupakan alat bantu sangat membantu aktivitas proses belajar mengajar di kelas, terutama peningkatan prestasi belajar peserta didik. Penerapan atau pengaplikasian teknologi pendidikan sangat relevan bagi pengelolaan pendidikan pada umumnya dan kegiatan belajar mengajar pada khususnya. Penerapannya yaitu:
1.   Teknologi pendidikan memungkinkan adanya perubahan.           kurikulum baik strategi, pengembangan maupun aplikasinya. Teknologi pendidikan mempunyai fungsi luas, tidak hanya terbatas pada kebutuhan kegiatan belajar mengajar dikelas melainkan dapat berfungsi sebagai masukan bagi pembinaan dan pengembangan kurikulum yang dikaji secara ilmiah, logis, sistematis dan rasional sesuai dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.  Teknologi pendidikan menghilangkan kalaupun tidak secara.       keseluruhan pola pengajaran tradisional. Ia berperan penuh dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, meskpiun sebenarnya dia tidak dapat menggantikan posisi guru secara mutlak. Guru mempunyai kemampuan yang terbatas dan dengan teknologi pendidikan pulalah keterbatasan itu tertolong.
3.  Teknologi pendidikan membuat pengertian kegiatan belajar.       menjadi luas, lebih dari hanya sekedar interaksi guru dengan murid di dalam ruang dan waktu yang sangat terbatas. Teknologi pendidikan dapat dianggap sebagai sumber belajar dan biasanya memberikan rangsangan positif dalam proses pendidikan.
4.  Aplikasi tenologi pendidikan dapat membantu peranan guru.       berkurang, meskipun teknologi pendidikan tidak mampu menggantikan guru secara penuh. Teknologi pendidikan adalah teknologi pendidikan dan guru adalah guru. Meskipun demikian bagi guru dan murid, teknologi pendidikan memberikan sumbangan yang sangat positif.






                                BAB III
                              PENUTUP
A.  Kesimpulan
    Teknologi Pendidikan / Pembelajaran adalah profesi yang menerapkan ilmu pengetahuan terkait dengan pembelajaran / instruksional dan seni mengajar yang diperoleh melalui penelitian dan pengalaman untuk mengembangkan dan mengelola secara ekonomis dan elegan, sistem dan materi instruksional yang mendukung dan menjadi bagian dari lingkungan belajar yang manusiawi dan efektif sehingga mudah diakses oleh banyak orang demi kemajuan kesejahteraan umat manusia. Sedangkan proses ditafsirkan sebagai metode yang digunakan untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja.
    AECT mengasumsikan bahwa pendidikan adalah suatu proses, teknologi dapat memfasilitasi proses pendidikan, dan lingkungan belajar yang disengaja yang kompleks.
Adapun menurut Robert Maribe Branch & Christa Harrelson Deissler memaparkan sejauh mana proses dapat dianggap sebagai konsep, teori dan praktek dan juga bagaimana ketiga kerangka kerja ini dikaitkan dengan bidang teknologi pendidikan. Sedangkan disisi lain, proses dapat terkait dengan studi, praktek etis, fasilitasi belajar, peningkatan kinerja, penciptaan, dan pemanfaatan dalam teknologi pendidikan.
    Dengan demikian, penggunaan teknologi telah berjalan lama sesuai perkembangan dan aspeknya. Penerapan atau pengaplikasian teknologi pendidikan sangat relevan bagi pengelolaan pendidikan pada umumnya dan kegiatan belajar mengajar pada khususnya. Salah satu penerapan teknologi pendidikan yaitu memungkinkan adanya perubahan kurikulum baik strategi, pengembangan maupun aplikasinya.





                     DAFTAR PUSTAKA

Kwartolo, Yuli. Tabloid Penabur. Jakarta. 2009.
Miarso, Yusufhadi. Menyemari Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana. 2004.
Salma,Dewi. Dkk. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana. 2008.
Setijadi. Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada. 1986.
Smaldino, Sharon E. Dkk. Teknologi Pembelajaran Dan Media Untuk Belajar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2011.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sumber (Resources) teknologi pendidikan dan penerapannya pada pendidikan agama islam kel 8

     SUMBER (RESOURCES) TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN.               PENERAPANNYA PADA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM     Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Pendidikan           DOSEN PENGAMPU: ISMATUL MAULA, M. Pd                   Disusun Oleh Kelompok :  8                  FEBRI ANDRIAN (1811170033)                     NORMAH (1811170038)                     DEWINA (1811170027)                    ERLINDA (1811170030)              NURAFILATUL LAILA (1811170042)            MUTIARA UTAMI DARMA (1811170036)                 RISMAWATI PUTRI (1811170044)                 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM           JURUSAN TARBIYAH DAN KEGURUAN    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI BENGKALIS 2019                           KATA PENGANTAR Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya, makalah ini dapat kami selesaikan. Shalawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW, pembimbing umat menuju cahaya kebenaran illahi. Adapun pembuatan ma

Mengelola teknologi pendidikan dan menerapkan pada pendidikan agama islam kel 6

          MENGELOLALA TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN        MENERAPKAN PADA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM                  Disusun Oleh kelompok 6:                             AIDIL                       EKA WIDIASTUTI                           ERISTATI                         NURHAYATI                     PENDIDIKAN AGAMA ISLAM               JURUSAN TARBIYAH DAN KEGURUAN     SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI BENEGKALIS                             2019                         KATA PENGANTAR Asslamu’alaikum Wr. Wb. Dengan menyebut asma Allah yang Maha kasih tak pilih kasih dan Maha sayang tak pandang sayang. Segala puji kita panjatkan kepada Allah SWT yang Maha suci. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan ke haribaan baginda Rasulullah SAW. Penerima wahyu untuk pedoman bagi umat di zaman akhir. Ada banyak kesulitan yang penulis alami dalam penyusunan makalah ini, namun berkat ketekunan akhirnya penulis berhasil menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari makalah