Langsung ke konten utama

Menciptakan (creating) teknologi pendidikan dan penerapannya pada pendidikan agama islam kel 4

      MENCIPTAKAN (CREATING) TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN.       PENERAPANNYA PADA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
       Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi.                       Pendidikan
         DOSEN PENGAMPU: ISMATUL MAULA, M. Pd.












                  Disusun Oleh Kelompok :  4

             NORMAH (1811170038)
             NUR MIRAWATI (1811170039)
              DEWINA (1811170027)
              ERLINDA (1811170030)      



                PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
           JURUSAN TARBIYAH DAN KEGURUAN
      SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI BENGKALIS
                             2019


                     KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya, makalah ini dapat kami selesaikan. Shalawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW, pembimbing umat menuju cahaya kebenaran illahi.
Adapun pembuatan makalah ini dimaksudkan untuk diajukan sebagai syarat dalam diskusi kelompok pada mata kuliah Teknologi Pendidikan tentang “Menciptakan (Creating) Teknologi Pendidikan dan Penerapannya pada Pendidikan Agama Islam” di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bengkalis dan atas dasar itulah maka kami mengharapkan semoga makalah ini bisa digunakan sebagai bahan diskusi kelompok sebagaimana mestinya.
Mengingat isinya sangat penting sebagai bahan pembelajaran agar tercapainya tujuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah, baik masalah individu ataupun masalah kelompok.
Mudah-mudahan makalah ini besar manfaatnya bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis menjadi amal yang sholeh yang bisa menghantarkan kesuksesan dalam belajar.
Bengkalis, 01 Februari 2019



                              Penyusun







                             DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.                           i
DAFTAR ISI                                         ii
BAB I PENDAHULUAN                         1
A.  Latar Belakang.                                1
B.  Rumusan Masalah                                 2
C.  Tujuan                                         2
Sistematika Penulisan                         2
BAB II PEMBAHASAN                         3
A.  Pengertian Menciptakan                         3
B.  Pengertian Teknologi Pendidikan                 3
C.  Evolusi Praktek dan Teori untuk Menciptakan 5
D.  Membuat Media: Tingkat Kecanggihan.       6
E.  Masalah Di tingkat Kreatif: Kualitas Teknis dan Pesan Prinsip Desain                                         7
F.  Masalah Di tingkat Desain: ISD model dan Pendekatan Alternatif                                                 8
G.  Lingkungan Belajar                                10
H.  Trend an Isu terkait Menciptakan.          11
I.  Penerapannya pada Pendidikan Agama Islam 12
BAB III PENUTUP                                 16
A.  Kesimpulan.                                    16
B.  Saran                                         16
DAFTAR PUSTAKA














                               BAB I
                          PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
    Teknologi pendidikan adalah studi dan etika praktek untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan, menggunakan dan mengelola proses teknologi yang tepat sumber dayanya.
Manusia terlahir ke dunia ini dibekali oleh Allah SWT dengan akal dan pikirannya sebagai cara untuk mempertahankan hidupnya. Dengan demikian lahirlah teknologi-teknologi yang pada awalnya hanya berwujud teknologi yang sederhana, kini semakin berkembang dan semakin canggih pula diciptakan oleh manusia dengan memberikan kemudahan-kemudahan sehingga semua aktivitas manusia dapat tercapai dengan mudah pula.
   Begitu pula dengan dunia pendidikan, khususnya Pendidikan Agama Islam. Jika kita melihat bagaimana histori teknologi dari zaman ke zaman mengalami berbagai perubahan dan peningkatan. Teknologi adalah perkembangan alat bantu untuk memudahkan pekerjaan manusia. Teknologi juga sebagai alat untuk pemanfaatan pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Teknologi dalam kehidupan manusia untuk meningkatkan efektifitas untuk produksi ataupun kegiatan untuk penggunanya. Dunia pendidikan pun tidak luput dari integrasi teknologi dalam rangka efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Teknologi dalam bidang pendidikan juga harus dapat dikembangkan dengan baik demi terwujudnya kehidupan bangsa yang cerdas yang tertuang dalam UUD 1945.
   Teknologi merupakan salah satu pemecahan masalah dalam dunia pendidikan, karena dapat menembus batas ruang dan waktu. Integrasinya pun makin kuat pada masa globalisasi teknologi dapat menjadi sarana penyelenggaraan pendidikan di Indonesia yang sangat memiliki berbagai pulau yang berjauhan dan terpisah-pisah serta ragam budaya. Pemecahan masalah tersebut merupakan salah satu kepentingan dari teknologi pendidikan.
   Dan dalam makalah ini akan membahas mengenai Teknologi Pendidikan tentang Menciptakan (creating) Teknologi Pendidikan dan Penerapannya pada pendidikan Agama Islam.

B.  Rumusan Masalah
1.  Apa yang dimaksud Menciptakan ?
2. Apa pengertian Teknologi pendidikan ?
3. Apakah bentuk dari evolusi praktek itu dalam menciptakan ?
4.  Bagaimanakah cara pembuatan media tingkat kecanggihan itu?
5.  Apa saja yang masalah yang terkait dalam kualitas dan prinsip pesan desain?
6.  Apa saja Masalah dalam ISD model pendekatan alternative ?
7.  Bagaimana lingkungan belajar itu?
8.   Bagaimana bentuk trend an isu terkait dalam menciptakan ?
9.  Bagaimana penerapannya pada pendidikan agama islam ?

C.  Tujuan
1.  Untuk mengetahui apa pengertian dari Menciptakan.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Teknologi pendidikan.
3.  Untuk mengetahui bentuk dari evolusi praktek itu dalam menciptakan.
4.  Untuk mengetahui cara pembuatan media tingkat kecanggihan.
5.  Untuk mengetahui masalah yang terkait dalam kualitas dan prinsip pesan desain.
6.  Untuk mengetahui masalah dalam ISD model pendekatan alternative.
7.  Untuk mengetahui lingkungan belajar.
8.  Untuk mengetahui bentuk trend an isu terkait dalam menciptakan.
9.  Untuk mengetahui penerapannya pada pendidikan agama islam.

D.  Sistematika Penulisan
   Adapun metode penulisan dalam makalah ini, penulis menggunakan metode secara library research, yaitu suatu metode untuk mendapatkan data informasi dengan jalan mempelajari dan mengutip dari berbagai buku yang sesuai dengan judul dari makalah yang penulis buat ini.








                           BAB II
                       PEMBAHASAN

A.  Pengertian Menciptakan
    Ada beberapa defenisi menciptakan menurut para ahli:
1. Menurut Conny R Semiawan: Menciptakan adalah modifikasi sesuatu yang sudah ada menjadi konsep baru. Dengan kata lain, terdapat dua konsep lama yang dikombinasikan menjadi suatu konsep baru.1
2. Menurut Utami Munandar: Menciptakan adalah hasil interaksi antar individu dan lingkungannya, kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang sudah ada atau dikenal sebelumnya. Yaitu semua pengalaman dan pengetahuan yang telah diperoleh seseorang selama hidupnya baik itu di lingkungan sekolah, keluarga, maupun dari lingkungan masyarakat.2
    Serta pengertian menciptakan menurut KBBI:
1. Menciptakan artinya menjadikan sesuatu yang baru tidak dengan bahan.
2. Membuat atau mengadakan sesuatu dengan kekuatan batin.
3. Membuat (mengadakan) sesuatu yang baru (belum pernah ada, luar biasa, lain dari yang lain).

B.  Pengertian Teknologi Pendidikan
    Istilah teknologi berasal dari bahasa Yunani technologia yang menurut Webster Dictionary berarti systematic treatment atau penanganan sesuatu secara sistematis, sedangkan techne sebagai dasar kata teknologi berarti art, skilll, science atau keahlian, keterampilan, ilmu.
    Dari segi bahasa, pendidikan berasal dari kata education yang dapat diartikan upbringing (pengembangan), teaching (pengajaran), instruction (perintah), pedagogy (pembinaan kepribadian), breeding (memberi makan),
    raising (of animal) (menumbuhkan). Dalam bahasa Arab, kata pendidikan merupakan terjemahan dari kata al-tarbiyah yang dapat diartikan proses menumbuhkan dan mengembangkan potensi yang terdapat pada diri seseorang, baik secara fisik, psikis, sosial, maupun spiritual. Selain itu kata tarbiyah juga dapat berarti menumbuhkan dan mendewasakan peserta didik, memperbaiki (ashlaha), menguasai urusan, memelihara dan merawat, memperindah, memberi makna, mengasuh, memiliki, mengatur, dan menjaga kelangsungan maupun eksistensi seseorang.
    Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Teknologi pendidikan adalah suatu proses yang kompleks dan terintegrasi, meliputi: manusia, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisa masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia, serta merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah tersebut. Dalam teknologi pendidikan, pemecahan masalah itu terjelma dalam bentuk semua sumber belajar yang didesain dan atau dipilih atau digunakan untuk keperluan belajar sumber-sumber belajar ini meliputi: pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar (setting).
      Teknologi pendidikan adalah suatu cara yang sistematis dalam mendesain, melaksanakan, dan mengevaluasi proses keseluruhan dari belajar dan pembelajaran dalam bentuk tujuan pembelajaran yang spesifik, berdasarkan penelitian dalam teori belajar dan komunikasi pada manusia dan menggunakan kombinasi sumber-sumber belajar dari manusia maupun non manusia untuk membuat pembelajaran lebih efektif. 3

C.  Evolusi praktek dan Teori untuk Menciptakan
    Dalam bidang teknologi pendidikan itu di mulai dari pendidikan visual, sebagai pendidik yang menjelajahi potensi gerak gambar dan di proyeksikan terhadap slide pada pergantian di abad ke-20 yang sebagai media radio, film suara, dan rekaman audio yang di kembangkannya, terhadap lapangan pengembangan menjadi audio visual (AV) pendidikan di seluruh pengetahuan abad. Dan selama priode ini, ladang desain memproduksi fokus pada penciptaan presentasi yang sangat menarik perhatian bagi penglihatan dan pendengaran.
   Pada paradigma pertama yang terjadi di tahun 1950 an dan 1960 an, teknologi sebagai psikologi baru yang melahirkan dan menerapkan menageman pada tingkat behaviorisme terjadi pada perubahan prilaku, dan diprogram instruksi yang di hadapkan pada paradigma Audio Visual, agar menciptakan lingkungan belajar dimana peserta didik memiliki kesempatan untuk berlatih keterampilan baru dalam kondisi umpan balik yang konstan.
    Pada paradigma kedua melahirkan mikro komputer pada awal tahun   1980-an yang membawa pola terhadap pikiran yang berbeda, yang terdapat dalam sebuah teknologi pendidikan. Dari kemampuan komputer menjadi jaringan internet di tahun 1990-an, yang di mana websait yang secara eksponensial yang membuatnya mudah bagi individu peserta didik berpikir dan bekerja sama. Karena memungkinkan siapa pun dimana saja yang gemar mengakses menarik berbasis komputer eksplorasi lingkungan (misalnya simulasi dan permainan), karena dari proses desain tradisional berada di bawah tantangan yang mencoba untuk merancang pengalaman, bukan hanya bahan dan alat-alat mereka asal dari pemograman computer dan ilmu kognitifnya.
    Pada bagian berikut, kita melacak evolusi praktek-pratek yang merupakan “menciptakan” dan ide-ide yang berbentuk praktek sebagai sorotan pindah film, radio, dan televisi, bahan Audio Visual yang menginstruksi di program untuk CIA, media digital, ke internet dan pembelajaran berbasis WEB dan blanded learning dan mobile media. Untuk dalam pembuatan dan menciptakan suatu proses belajar bisa di gunakan seperti berikut dibawah ini :
1. Pendidikan film.
2. Mendasari penelitian dan teori.
3. Radio pendidikan dan televisi.
4. Bahan Audio Visual.
5. Pembelajaran terprogram dan mesin pengajaran.
6. Computer Assisted intruksi .
7. Internet dan world wide web.
8. Digital mobile
9. Mobile media
10. Belajar blended.

D.  Membuat Media : Tingkat Kecanggihan
    Membuat media pembelajaran dapat menjadi sederhana atau proses yang sangat kompleks dan dapat mengemukakan tiga tingkatan kecanggihan, seperti : mekanik, kreatif, dan desain terendah, mekanik, tingkat adalah prosedur sederhana, misalnya memotong dan menyisiokan gambar ke halaman web, fotocopy grafik untuk membuat transparansi overhead, atau merekam video pembicara tamu untuk kemudian pemutaran, ini adalah tindakan rutin yang membutuhkan sedikit perencanaan atau kreativitas.
    Kreatif, tingkat produsen telah menempatkan pemikiran dan perencanaan ke dalam proses, guru dapat membangun papan bulletin tidak hanya akan mengumpulkan atau membuat bahan, tetapi memikirkan tentang pengaturan mereka terhadap peserta didik, baik terhadap pendidikan untuk mendapatkan perhatian dan membuat dampak yang mengesankan. Prinsip semua ini membutuhkan beberapa tingkat kemampuan dan pertimbangan yang variabel dalam psikologis peserta didik di dalam proses hasil belajarnya.
    Desain, tingkatan ini mencakup kasus-kasus di mana seorang desainer, tim desainer, perencanaan yang merakit bahan dalam lingkungan belajar dalam rangka mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu, peserta didik akan berpikir tentang kebutuhan khusus terhadap peserta didik yang akan berinteraksi dengan materi yang akan di berikan oleh si pendidik untuk mencapai suatu tujuan peserta didik dalam proses belajar mereka, sehingga mampu menghasilkan kemampuan peserta didik dalam  ilmu pengetahuannya.


E.  Masalah Di Tingkat Kreatif: Kualitas Teknis dan Pesan Prinsip Desain
    Dalam memproduksi media di tingkat mekanik dan kreatif, peserta didik dapat menentukan keahlian teknis dan kemampuan artistik, yang dimana melalui pelaksanaan teknis yang baik dalam pembelajaran sehingga dapat menjadi seorang yang berkreatif dalam menjalankan sebuah media pembelajaran yang aktif di dalam membuat suatu desain perencanaan pembelajaran hal ini dapat di sesuaikan dengan menurut secara teori yang mana sebagai berikut:
1) Teori dan prinsip rancangan pesan
   Desain pesan untuk motion media, ini di asumsikan pada prinsip desain pesan yang di bahas yang layak untuk menampilkan sebuah gambar-gambar di lingkungan baru media interaktif, pembelajaran interaktif ini memodifikasikan prinsip yang asli dikembangkan yang berupa gambar gerak ( seperti animasi dan orang hidup ).
    Persfektif semiotik menciptakan bahan ajar praktis yang berfokus terhadap diskusikan melalui bahan ajar yang mereka berikan terhadap peserta didik. Dan melalui dari visual yang di berikan oleh si pendidik untuk dapat mengembangkan suatu pemikiran-pemikiran yang afektif. Sehingga dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang terpadu bagi peserta didik.
    Munculnya pesan prinsip desain majelis yang di mana mampu membimbing terhadap penerapan psikologis gestalt (dalam mendesain grafis dari seni rupa) dan tradisional, untuk memajukan pembelajaran yang sistematis dalam suatu penelitian bahan pembelajaran di lapangan, sehingga mampu menghasilkan perbandingan belajar yang material dalam bersifat resmi. 4
     Standar produksinya ialah sebuah hasil persentasi dalam menampilkan sepanjang evolusi film, video, dan media Audio Visual yang selalu membawa harapan terhadap seorang pendidik dan peserta didik dalam proses pendidikan yang di laksanakan.
Trade-offs tentang quality teknis, yang menghasilkan suatu bahan pembelajaran yang jelas, menarik, dan bermanfaat, yang menekankan terhadap dalam standar produksinya dan menampilkan suatu hasil yang berkreatif dalam mengembangkan proses belajar peserta didik tersebut.

F.  Masalah Di Tingkat Desain: ISD model dan pendekatan Alternatif
    Tingkat desain ini tingkat dimana seorang pendidik memikirkan suatu desain yang akan di ajarkan terhadap peserta didik, yang dimana membutuhkan keseriusan dalam menciptakan suatu bahan pelajaran di dalam lingkungan belajar yang mampu membantu oleh pemikiran terhadap desain apa yang dibuat, sebagaimana contohnya : dalam genre film sebuah yang berkaitan dengan pendidikan, radio, dan televisi yang dimana sebuah proses perencanaan yang dibantu oleh paradigma script dan menjadikan pola pikir dalam sebuah media pembelajaran untuk membangun sebuah kreatif peserta didik. Dan ini dapat melalui proses yang akan di sampaikan di bawah ini sebagai berikut :
1. Pendekatan sistem rancangan pembelajaran.
  Pendekatan sistem ini adalah melalui proses perencanaan pembelajaran  yang menjadi langkah-langkah, yang dimana setiap langkah adalah input dan menggunakan output terhadap proses pembelajaran yang berupa analisis, dan analisis ini sering digunakan sebagai jangka panjang yang mengacu pada tekhnik analisis yang membangun dalam proses pembelajaran terhadap peserta didik.
2. Tahapan dalam proses ISD
   Pertama tahap analisis adalah untuk menentukan apakah intruksi yang di butuhkan sama sekali. Yaitu sebuah proses desain pengembangan pengetahuan, keterampilan, sikap. Analisis ini membutuhkan tingkatan terhadap sebuah kekurangan kinerja di dalam menentukan sebuah kebutuhan belajar, dan menentukan sebuah materi pembelajaran yang dimana gunanya yang disebabkan kurangnya pengetahuan atau keterampilan terhadap peserta didik.
   Kedua tahap desain, adalah untuk menentukan sebuah urutan, strategi, dan metode apa yang akan di ajarkan terhadap peserta didik, jadi pada tahap ini dapat berpusat dan konstruktif terhadap pengetahuan peserta didik yang dimana antaranya terhadap fase yang di kemukakan pendapat teori MD Merrill ( 2002) :
a. Aktivitas pengalamannya.
b. Demonstrasi keterampilannya.
c. Penerapan keterampilan.
d. Integrasi keterampilan .
e. Masalah.
3. Tahap the stage pembangunan
    Ketika pembangunan jangka yang di gunakan sebagai proses ISD yaitu mengacu pada tahap dimana spesifikasi desain yang di hasilkan untuk mengubah menjadi material yang dapat digunakan oleh peserta didik. Yang mana di terima oleh peserta didik dapat mengembangkan ISD sebagai pendukung di dalam belajarnya. Dan pengembangan ini melakukan kegiatan evaluative pada tahap uji coba dan revisi di dalam proses belajarnya. Sehingga dalam pengujian dan merivisi bahan baru yang diberikan dapat di tingkatkan untuk produksi bahan akhir peserta didik yang mengimplementasikan dalam standar proses belajar peserta didik.
4. Tantangan pada antar muka desain, pengembangan dan produksi.
   Pada pendapat kerr (1983) bahwa pemula ISD ini sering gagal dalam menggunakan paling umum dari prosedur desain umum di bidang lain : antaranya menghasilkan beberapa solusi, menerima atau menolak pada beberapa dasar yang merupakan sebuah masalah dari desain yang secara efektif untuk pendidik dan peserta didik, dimana untuk memberikan sebuah pemahaman dalam ilmu pengetahuannya.
5. Melakukan produksi digital sendiri.
   Yaitu menguasai sejumlah teknis dan proses, khususnya dalam menggunakan mekanisme alat digital yang berupa subtansial, sehingga tidak mengherankan dalam langka-langkah sebuah proses pengembangan intruksional secara keseluruhan dalam proses mendesainer proses pembelajaran.
6. Mendukung untuk melakukannya sendiri.
   Mengisi kesenjangan antara keinginan untuk menciptakan suatu media produk multimedia dan keterampilan teknik yang di pergunakan pada diri sendiri yang melalui pembuatannya powerpoint dan sejenisnya.
7. Produksi outsourching.
   Memberikan pertahanan kontraktor dalam mendesain pesan media pembelajaran yang sifat bentuknya berkomunikasi dalam fungsionalnya berupa bentuk keputusan yang di ambil oleh peserta didik.
8. Tahap implementasi.
   Adalah tahap lingkungan belajarnya atau sistem yang telah di uji dan di revisi yang bertujuan terhadap peserta didik yang berprestasi untuk meningkatkan dengan berpikiran sendiri, bukan dengan kelompok, yang mana pada mestinya melakukan setiap ruangan peserta didik.
9. Tahap evaluasi
   Tahap ini adalah tahap evaluasi kepada formatif yang dimana mengumpulkan data untuk meningkatkan sebuah produk pembangunan selama pembangunan dan memvalidasi keberhasilan ide-ide yang mapan dalam teknologi pendidikan.
   Sedangkan tap evaluasi sumatif  ini adalah menentukan efektivitas akhir dalam suatu program yang memberikan rasa reaksi kepuasan peserta didik, pencapaian tujuan belajar, mentransfer belajar dalam kehidupan yang nyata.

G.  Lingkungan Belajar
    Dalam konteks teknologi pendidikan ruang fisik, atau virtual yang di rancang untuk memberikan kondisi yang optimal dalam proses belajarnya, termasuk sumber dayanya yang memungkinkan untuk mendukung pembelajaran eksplorasi, pada kesempatan ini kami juga akan menyajikan sebuah lingkungan belajar di bawah ini di antaranya :
1. Konstruktivis, rich lingkungan untuk pembelajaran yang aktif
  Yaitu lingkungan yang kaya untuk belajar aktif dari sistem pembelajaran yang komprehensif yang memberikan dorongan tanggung jawab terhadap peserta didik yang ter individu dan inisiatif yang menumbuhkan kolaborasi antara pendidik dan peserta didik.
2. Masalah based learning
   Melibatkan dalam penyelidikan yang mana untuk memecahkan masalah peserta didik di dalam temuan pembelajaran baik dengan refleksi pada pembelajaran, pemecahan masalah, dan kolaborasi.
3. Blanded learning lingkungan, real simulasi, virtual dan campuran
   Ialah untuk menciptakan lingkungan yang immersive, yaitu membutuhkan sebuah tim multidisiplin dalam pengalaman belajar yang membangun sebuah konsep pembelajaran.

H.  Tren dan Isu Terkait Menciptakan
     Pertama analog digital dilema, yang dilakukan terhadap persenjataan lengkap media yang berupa (slide, kaset video, kaset, film, overhead, dll) dalam memperluas digital media berbasis komputer, yang kedua kritik ISD adalah tingkat dalam memilih metode pembelajaran atau tingkat filosofisnya adalah berdasarkan prinsip psikologi kognitifnya, yang ketiga kompleksitas rancangan pembelajaran dan otomatis kebutuhannya, seorang desainer dapat berinteraksi terhadap peserta didiknya dengan melakukan tugas-tugas di dalam pelatihan untuk melakukan perancanaan proyek, mengelolah proyek, memilih media, mengembangkan storyboard pada proses belajar.
    Kedua adalah Kritik ISD dari segi spesialis pelatihan perusahaan dan dari segi akademisnya yang dengan berkomitmen untuk berpandang dalam kontruktivitis belajarnya terhadap peserta didik dan pendidik.
Ketiga kompleksitas rancangan pembelajaran dan otomatis kebutuhan bahwa telah di jelaskan sebelumnya menciptakan pembelajran CAI atau lingkungan belajarnya ialah memerlukan belajar immersive dalam mendukung sebuah kinerja yang menumbuhkan sebuah komunikasi dan koordinasi antara tim peserta didik dan pendidik . 5

I.  Penerapannya pada Pendidikan Agama Islam
   Pengertian teknologi secara umum adalah proses untuk meningkatkan nilai tambah; produk yang digunakan atau dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja; struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembangkan dan digunakan. Semua bentuk teknologi adalah sistem yang diciptakan oleh manusia untuk sesuatu tujuan tertentu, yang pada intinya adalah mempermudah manusia dalam memperingan usahanya, meningkatkan hasilnya, dan menghemat tenaga serta sumber daya yang ada.
   Untuk memenuhi fungsi mempermudah manusia, teknologi yang digunakan tentunya juga harus terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan manusia. Beberapa contoh penerapan teknologi dalam dunia pendidikan antara lain:
1. Menggunakan teknologi komputer dalam pembelajaran
Dikenal dengan istilah "Computer Asisted Instruction (CAI)" atau dalam istilah yang sudah diterjemahkan disebut sebagai "Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK)". CAI adalah suatu program pembelajaran yang dibuat dalam sistem komputer, di mana dalam menyampaikan suatu materi sudah diprogramkan langsung kepada pengguna. Materi pelajaran yang sudah terprogram dapat disajikan secara serentak antara komponen gambar, tulisan, warna, dan suara.
2. Menggunakan multimedia
Multimedia pembelajaran mempunyai pengertian penggunaan banyak media (teks, grafis, gambar, foto, audio, animasi dan video) atau paling tidak bermakna lebih dari satu media, yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran secara bersama-sama guna mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu.

a.  Pengembangan kurikulum
b.  Pengembangan siswa
c.  Pengembangan guru
    Kemajuan teknologi dalam tiga dasawarsa ini telah menampakkan pengaruhnya pada setiap dan semua kehidupan individu, masyarakat dan negara. Dapat dikatakan bahwa tidak ada orang yang dapat menghindar dari pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), IPTEK bukan saja dirasakan individu, akan tetapi dirasakan pula oleh masyarakat, bangsa dan negara.
    Kehadiran IPTEK di negara-negara maju, sudah lama dirasakan pengaruhnya, karena pada negara-negara tersebutlah kemajuan itu mula-mula dicapai. Sebaliknya bagi negara-negara berkembang, pengaruh tersebut baru mulai dirasakan antara lain seperti dalam bidang informasi, buku-buku, media TV, radio, video, internet dan lain sebagainya.
   Sekarang yang menjadi persoalan sekaligus pertanyaan bagi kita tentunya adalah bagaimana dengan eksistensi pendidikan Islam dalam menghadapi arus perkembangan IPTEK yang sangat pesat tersebut. Bagaimanapun tampaknya pendidikan Islam (terutama lembaganya) dituntut untuk mampu mengadaptasikan dirinya dengan kondisi yang ada. Disamping dapat mengadaptasi dirinya, pendidikan Islam juga dituntut untuk menguasai IPTEK, dan kalau perlu merebutnya.
Kenyataan untuk merebut teknologi dan ilmu pengetahuan tersebut adalah sangat penting, sebab sekarang pembangunan nasional diarahkan dengan orientasi pada teknologi industri, dalam hal ini tak terkecuali dalam bidang pendidikan.
Menurut Prof. Dr. Ing.BJ. Habibie, ada lima prinsip yang harus diikuti untuk mencapai penguasaan IPTEK yaitu:
1. Melakukan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia (SDM) dalam bidang IPTEK yang relevan dengan pembangunan bangsa.
2. Mengembangkan konsep masyarakat teknologi dan industri serta melakukan usaha serius dalam merealisasikan konsep tersebut.
3. Adanya transfer, aplikasi dan pengembangan lebih jauh dari teknologi yang diarahkan pada pemecahan masalah-masalah nyata.
5. Kemandirian teknologi, tanpa harus bergantung ke luar negeri.
6. Perlu adanya perlindungan terhadap teknologi yang dikembangkan di dalam negeri hingga mampu bersaing di arena internasional.
   Pendidikan Islam mempunyai sesuatu kekuatan yang sangat signifikan dipertahankan atau dikembangkan. Hal ini mungkin dapat dilihat dari tataran filosofis atau konseptual dan pengalaman selama ini dari lembaga-lembaga pendidikan Islam yang dari waktu ke waktu telah mampu tumbuh di tengah-tengah dinamika masyarakat.
   Motivasi kreatifitas anak didik ke arah pengembangan IPTEK itu sendiri, dimana nilai-nilai Islam menjadi sumber acuannya.
Mendidik keterampilan, memanfaatkan produk IPTEK bagi kesejahteraan hidup umat manusia  pada umumnya dan umat Islam pada khususnya.
   Menciptakan jalinan yang kuat antara ajaran agama dan IPTEK, dan hubungan yang akrab  dengan para ilmuwan yang memegang otoritas IPTEK dalam bidang masing-masing.
Menanamkan sikap dan wawasan yang luas terhadap kehidupan masa depan umat manusia melalui kemampuan menginterpretasikan ajaran agama dari sumber-sumbernya yang murni dan kontekstual dengan masa depan kehidupan manusia.
   Jadi ke sanalah pendidikan Islam diarahkan, agar pendidikan Islam tidak hanyut terbawa arus modernisasi dan kemajuan IPTEK. Strategi tersebut merupakan sebagian solusi bagi pendidikan Islam untuk bisa lebih banyak berbuat. Kendatipun demikian, pendidikan Islam tentu saja tidak boleh lepas dari Idealitas Al-Qur’an dan As-Sunnah yang berorientasikan kepada hubungan manusia dengan Allah SWT. (Hablumminallah), hubungan manusia dengan sesamanya (Hablumminannas) dan dengan alam sekitarnya.

    Dari ketiga orientasi tersebut, tampaknya hubungan dengan alam sekitar menjadi dasar pengembangan IPTEK, sedang Hablumminallah menjadi dasar pengembangan sikap dedikasi dan moralitas yang menjiwai pengembangan IPTEK, sedang Hablumminannas menjadi dasar pengembangan hidup bermasyarakat yang berpolakan atas kesinambungan, keserasian, dan keselarasan dengan nilai-nilai moralitas yang berfungsi menentramkan jiwa manusia, sehingga terciptalah kedamaian.






                              BAB III
                             PENUTUP
A.  Kesimpulan
    Menciptakan adalah modifikasi sesuatu yang sudah ada menjadi konsep baru. Teknologi pendidikan adalah suatu proses yang kompleks dan terintegrasi, meliputi: manusia, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisa masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia, serta merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah tersebut.
    Kemudian dalam pemakalah dapat memberikan sebuah kesimpulan dalam membuat sebuah desain perencanaan pembelajaran dimana dikalangan saat ini sudah banyak sekali menggunakan tekhnologi canggih sehingga peserta didik dapat memahami dan menambah ilmu pengetahuannya dalam belajar, sehingga terjadi perubahan prilaku yang buruk menjadi lebih baik lagi, dan dapat mengembangkan wawasan luasnya terhadap masyarakat apa yang dapat dari pendidikannya,
Terkait dengan permasalahan ISD itu juga bergantung terhadap pendidik dari segi materi apa yang akan di berikan terhadap peserta didik, dan desain perencanaan apa yang akan di tampilkan sehingga para peserta didik bisa lebih focus terhadap pembelajarannya dan pengetahuannya di dalam belajar.
Untuk menerapkan, teknologi pendidikan ini memiliki beberapa ruang lingkup atau kawasan yang terbagi menjadi 5 bagian, yaitu desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian.
B.  Saran
    Kami bersedia menerima kritik dan saran yang positif dari pembaca. Kami akan menerima kritik dan saran tersebut sebagai bahan pertimbangan yang memperbaiki makalah ini di kemudian hari. Semoga makalah berikutnya dapat kami selesaikan dengan hasil yang lebih baik lagi.



                    DAFTAR PUSTAKA

Nasution. Teknologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Munandar, Utami.  Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Jakarta: Rineka  
    Cipta, 2009.
Molenda, M. & Januszewski A. 2008.Educational Technology: A Definition with
    Commentary. Di Terjemahkan Oleh : Google Francis: Taylor & Francis
   Group, LLC.
Semiawan, Conny R. Kreativitas Keberbakatan: Mengapa, Apa, dan Bagaimana,
     Jakarta : Indeks, 2009.
Zakariya, Teknologi Pendidikan Sebagai Peningkatan Kinerja pada Pendidikan Agama


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sumber (Resources) teknologi pendidikan dan penerapannya pada pendidikan agama islam kel 8

     SUMBER (RESOURCES) TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN.               PENERAPANNYA PADA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM     Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Pendidikan           DOSEN PENGAMPU: ISMATUL MAULA, M. Pd                   Disusun Oleh Kelompok :  8                  FEBRI ANDRIAN (1811170033)                     NORMAH (1811170038)                     DEWINA (1811170027)                    ERLINDA (1811170030)              NURAFILATUL LAILA (1811170042)            MUTIARA UTAMI DARMA (1811170036)                 RISMAWATI PUTRI (1811170044)                 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM           JURUSAN TARBIYAH DAN KEGURUAN    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI BENGKALIS 2019                           KATA PENGANTAR Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya, makalah ini dapat kami selesaikan. Shalawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW, pembimbing umat menuju cahaya kebenaran illahi. Adapun pembuatan ma

Proses (processes) teknologi pendidikan dan penerapannya pada pendidikan agama islam kel 7

Proses (Processes) Teknologi Pendidikan dan Penerapannya pada Pendidikan Agama Islam    Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Pendidikan           DOSEN PENGAMPU : Ismatul Maula, M.Pd                    Di Susun Oleh Kelompok 7 :                    Eka Widiastuti (1811170028)                       Ermawati (1811170031)                    Evi Nurhidayah (1811170032)                        Mukholis (1811170036)                        Ria Fitri (1811170043)                        Rizuan (1811170045)                      Rosmiati (1811170046)                  PENDIDIKAN AGAMA ISLAM            JURUSAN TARBIYAH DAN KEGURUAN     SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI BENGKALIS                           2019                        KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT berkat ramhat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Proses (Processes) Teknologi Pendidikan dan Penerapannya pada Pendidikan A

Mengelola teknologi pendidikan dan menerapkan pada pendidikan agama islam kel 6

          MENGELOLALA TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN        MENERAPKAN PADA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM                  Disusun Oleh kelompok 6:                             AIDIL                       EKA WIDIASTUTI                           ERISTATI                         NURHAYATI                     PENDIDIKAN AGAMA ISLAM               JURUSAN TARBIYAH DAN KEGURUAN     SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI BENEGKALIS                             2019                         KATA PENGANTAR Asslamu’alaikum Wr. Wb. Dengan menyebut asma Allah yang Maha kasih tak pilih kasih dan Maha sayang tak pandang sayang. Segala puji kita panjatkan kepada Allah SWT yang Maha suci. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan ke haribaan baginda Rasulullah SAW. Penerima wahyu untuk pedoman bagi umat di zaman akhir. Ada banyak kesulitan yang penulis alami dalam penyusunan makalah ini, namun berkat ketekunan akhirnya penulis berhasil menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari makalah